Kegelisahan Dalam Mimpi

Kegelisahan Dalam Mimpi

Di suatu malam yang hening Adrian terjebak dalam pusaran kegelisahan. Ia baru saja bermimpi bahwa dirinya mati, dan sensasi itu masih begitu nyata di dalam pikirannya. Mati dalam mimpinya terasa lebih hidup daripada kenyataan yang sebenarnya.

Pada hari-hari berikutnya, Adrian terus diganggu oleh mimpinya itu. Ia merasa seolah-olah kematian sudah menunggunya di sudut yang gelap, siap untuk menjemputnya kapan saja. Kegelisahan ini menghantuinya di sepanjang hari, bahkan saat ia mencoba untuk berfokus pada pekerjaannya sebagai seorang penulis.

Teman-temannya mencoba untuk menghiburnya. “Itu hanya mimpi, Adrian. Semua orang bermimpi hal-hal aneh kadang-kadang,” kata mereka. Namun, Adrian tak bisa meredam perasaan kegelisahannya. Mati dalam mimpinya adalah pengalaman yang begitu mendalam, sehingga ia merasa bahwa ada sesuatu yang perlu ia lakukan untuk mencegahnya.

Adrian mulai mencari jawaban. Ia membaca buku-buku tentang misteri kehidupan dan kematian, memeriksa berbagai situs web, dan bahkan mencoba meditasi untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya dan mimpinya yang menakutkan itu.

Suatu hari, saat ia sedang bermeditasi, sesuatu yang luar biasa terjadi. Ia merasa dirinya terlempar ke dalam sebuah alam bawah sadar yang dalam. Di sana, ia bertemu dengan sosok yang tampak seperti dirinya sendiri, namun tenang dan damai.

“Saya adalah dirimu yang sejati,” kata sosok itu kepada Adrian. “Mimpi mati yang kau alami adalah bukan lah mimpi!”

Adrian terkejut mendengar kata-kata itu, bisu seribu kata meratapi sosok dirinya yang ada di depannya.

Di sisi lain, teman-teman Adrian sempat merasa heran karena tidak melihat Adrian sore ini. “apa mungkin ya Adrian masi mikirin soal mimpinya kemarin” salah satu temannya nyeletuk.

“Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!” Suara jeritan keras terdengar dari arah parit. Sontak teman-teman Adrian lari menghampiri sumber suara itu, dan mereka kaget melihat tubuh Adrian yang sudah kaku membusuk.

MISKIN sebenarnya tentang pola pikir, bukan sekadar takdir!!!

MISKIN sebenarnya tentang pola pikir, bukan sekadar takdir!!!

Salah satu faktor utama yang membuat seseorang terjebak dalam kemiskinan adalah pola pikir yang terbatas. Mereka mungkin mempercayai bahwa mereka tidak mampu mengubah nasib mereka, bahwa kekayaan hanya untuk orang lain, atau bahwa mereka tidak pantas untuk sukses. Pola pikir ini menciptakan blokade mental yang menghambat kemajuan dan menghalangi mereka untuk berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik.

Orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan sering kali kurang memiliki motivasi dan keinginan untuk berkembang. Mereka mungkin merasa nyaman dengan situasi saat ini atau merasa bahwa usaha untuk mencapai kekayaan tidak sebanding dengan hasil yang akan mereka dapatkan. Motivasi dan ambisi adalah kunci untuk menciptakan perubahan dalam hidup.

Padahal salah satu aspek penting dari mengatasi kemiskinan adalah kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik. Orang-orang yang miskin sering kali kurang memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelola uang dengan bijak. Mereka mungkin terlalu boros atau tidak memiliki rencana keuangan yang jelas. Ini bisa mengakibatkan hutang dan kesulitan keuangan yang lebih besar.

Dalam banyak kasus, kesuksesan finansial juga bergantung pada jaringan dan hubungan. Orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya dan peluang yang sama dengan mereka yang memiliki jaringan yang kuat. Membangun hubungan yang positif dan produktif dapat membantu membuka pintu menuju peluang-peluang baru. Meskipun takdir dan kondisi awal dapat memengaruhi situasi finansial seseorang, miskin sebenarnya lebih tentang pola pikir daripada sekadar takdir yang tidak dapat diubah.

Mengubah pola pikir yang terbatas, meningkatkan motivasi, mengelola keuangan dengan bijak, mengambil risiko yang terukur, meningkatkan pendidikan dan keterampilan, serta membangun hubungan yang positif adalah langkah-langkah penting untuk keluar dari kemiskinan. Kita semua memiliki potensi untuk mencapai keberhasilan finansial jika kita bersedia mengubah pola pikir kita dan bekerja keras untuk meraihnya. Jadi, jangan biarkan takdir menjadi alasan untuk tetap miskin; sebaliknya, ubahlah pola pikir dan cari peluang untuk mencapai kekayaan yang diinginkan.

Politik praktis masa kini, aktor politik Indonesia sudah mulai memanfaatkan media sosial masa

Politik praktis masa kini, aktor politik Indonesia sudah mulai memanfaatkan media sosial masa

Media sosial telah mengubah lanskap politik di Indonesia, seperti halnya di seluruh dunia. Semakin banyak aktor politik yang menyadari potensi besar yang terkandung dalam platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Tiktok sebagai tren sosial media masa ini yang banyak diminati oleh masyarakat dunia, salah satunya Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi salah satu alat paling efektif dalam mengkomunikasikan pesan politik, membangun citra, dan menggalang dukungan. Pada era digital ini, aktor politik Indonesia mulai memanfaatkan media sosial dengan cermat, bahkan mengintegrasikannya ke dalam strategi kampanye mereka. Ini telah memberikan dampak yang signifikan pada cara politik dikelola dan dipahami oleh masyarakat.

Media sosial memungkinkan aktor politik untuk langsung berkomunikasi dengan pemilih mereka tanpa harus melalui media tradisional. Mereka dapat mengunggah pesan, video, dan gambar yang mendukung agenda mereka, yang kemudian dapat disebarluaskan oleh pengikut mereka. Hal ini memungkinkan aktor politik untuk mencapai khalayak yang lebih luas dan membangun dukungan massa.

Aktor politik Indonesia juga menggunakan media sosial untuk membangun citra positif. Mereka memposting foto-foto mereka saat beraktivitas sosial, berinteraksi dengan warga, atau berpartisipasi dalam kegiatan amal. Ini membantu menciptakan kesan bahwa mereka adalah pemimpin yang peduli dan terhubung dengan rakyat. Citra positif semacam ini dapat memengaruhi pemilih dan meningkatkan popularitas mereka.

Selain itu, media sosial memungkinkan aktor politik untuk dengan cepat merespons isu-isu politik yang sedang hangat. Mereka dapat membagikan pandangan mereka, memberikan penjelasan, atau bahkan membela diri ketika menghadapi serangan politik. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih kontrol atas narasi politik yang berkembang di media sosial.

Namun, penggunaan media sosial dalam politik juga memiliki dampak negatif. Sering kali, media sosial menjadi tempat tersebarnya berita palsu, fitnah, dan retorika yang polarisasi. Ini dapat memicu konflik dan memperkuat divisi di masyarakat. Selain itu, privasi dan keamanan data juga menjadi masalah serius ketika data pribadi pemilih digunakan untuk tujuan politik.

Perlu disadari bahwa media sosial saat ini telah menjadi alat yang kuat dalam politik praktis masa kini di Indonesia. Aktor politik memanfaatkannya untuk menggalang dukungan, membangun citra positif, dan merespons isu-isu politik. Namun, penting untuk mengawasi dampak negatifnya dan mempromosikan penggunaan yang etis dan bertanggung jawab. Dengan media sosial yang terus berkembang, sejatinya dapat mengharapkan bahwa peran para aktor politik Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang.

Bahasa Gaul Membunuh Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Gaul Membunuh Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia. Bahasa memungkinkan kita untuk menyampaikan ide, emosi, dan informasi kepada orang lain. Di Indonesia, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang diatur oleh pemerintah dan diajarkan di sekolah-sekolah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan perkembangan yang mengkhawatirkan: bahasa gaul atau bahasa slang sedang merajalela dan mulai mengancam perkembangan bahasa Indonesia yang sebenarnya.

Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu, biasanya kaum muda, untuk mengekspresikan diri mereka dan merasa lebih dekat dengan teman-teman sebaya. Meskipun bahasa gaul ini mungkin terasa keren dan menyenangkan bagi mereka yang menggunakannya, kita perlu menyadari bahwa penggunaan berlebihan bahasa gaul ini memiliki dampak negatif yang serius pada perkembangan bahasa Indonesia.

Salah satu dampak negatif penggunaan bahasa gaul adalah kemunduran dalam kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Indonesia. Bahasa gaul seringkali sarat dengan kata-kata yang tidak baku, singkatan, dan bahkan kalimat yang tidak memiliki struktur yang jelas. Hal ini membuat pengguna bahasa gaul sulit untuk beradaptasi dengan situasi formal atau profesional di mana bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat penting. Jika generasi muda terlalu terbiasa menggunakan bahasa gaul, mereka mungkin kesulitan dalam berkomunikasi dengan baik dalam situasi penting seperti wawancara pekerjaan atau presentasi di depan umum.

Selain itu, bahasa gaul juga dapat mengaburkan batas antara bahasa Indonesia dan bahasa asing. Banyak kata dalam bahasa gaul berasal dari bahasa Inggris, Korea, atau bahasa asing lainnya. Penggunaan kata-kata asing ini tanpa memahami konteksnya dapat merusak kekayaan bahasa Indonesia dan membuatnya semakin rentan terhadap pengaruh luar.

Selain dampak pada kemampuan berkomunikasi dan kekayaan bahasa, penggunaan berlebihan bahasa gaul juga dapat mengancam norma dan nilai-nilai sosial. Bahasa gaul seringkali mencakup kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak pantas, yang dapat merusak etika berkomunikasi dan menghancurkan nilai-nilai kesopanan yang telah diterapkan dalam bahasa Indonesia selama bertahun-tahun.

Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berperan aktif dalam mengatasi masalah ini. Mereka harus mendukung kampanye untuk mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama di kalangan generasi muda. Ini dapat dilakukan melalui program pendidikan yang lebih baik yang mengajarkan pentingnya bahasa Indonesia yang benar dan beretika. Selain itu, media massa dan sosial juga dapat memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya penggunaan berlebihan bahasa gaul.

Dalam rangka melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia yang kaya dan indah, kita perlu bersama-sama berusaha untuk mengurangi penggunaan berlebihan bahasa gaul. Bahasa gaul mungkin menjadi tren sementara, tetapi bahasa Indonesia adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan dan kembangkan untuk generasi mendatang. Mari kita berkomitmen untuk menjaga keindahan bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan bangga dalam kehidupan sehari-hari kita.

Benarkah? Kesetaraan Gender Menjadi Landasan Peran IWD Terhadap Wanita

Benarkah? Kesetaraan Gender Menjadi Landasan Peran IWD Terhadap Wanita

Pemahaman IWD atau (International Women’s Day) merupakan istilah dari hari wanita sedunia yang dilaksanakan pada setiap 8 Maret di seluruh dunia. Awal mula IWD lahir ini tepatnya pada 8  Maret 1909 di New York yang dipopulerkan oleh Partai Sosialisasi Amerika Serikat. Hari peremuan internasional ini dirayakan pada dasarnya merupakan sebuah perayaan akan pencapaian aspek ekonomi, budaya, sosial dan politik perempuan serta sebagai tanda pengingat kaum perempuan dalam perspektif kesetaraan gender. Pemahaman konsep kesetaraan gender sendiri menurut WHO merupakan sebuah kesamaan kondisi yang ada antara wanita dengan laki-laki guna sama-sama mendapatkan kesempatan. Di sisi lainnya, pemahaman dari kesetaraan gender  juga didefinisikan oleh Sinamora (2019) bahwa pemahaman kesetaraan gender merupakan pemahaman yang melekat bagi laki-laki ataupun perempuan akan konsep tersebut yang melekat  dan dibangun melalui faktor-faktor sosial, sehingga lahir menjadi pemahaman anggapan tentang peran sosial. Pada pemahaman tersebut, kesetarana gender yang dimaksud adalah sebuah haknya sebagai  sesama manusia dan makhluk hidup yang diciptakan oleh tuhan. Maksud dari sama-sama mendapatkan kesempatan ini adalah bahwa anatara wanita dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk aktif atau bisa berpartiaipasi dalam segala bentuk dan rangkaian kegiatan sosial, budaya, politik, pendidikan, serta adanya kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan secara bersama.

Memang hingga kini isu gender masi sangat melekat di tengah kehidupan masyarakat dunia. Sehingga banyak menimbulkan beragai pemahaman dan penafsiran tentang gender itu sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesenjangan gender beragam pendapat tentang kesenjangan itu. Dari situasi saat ini, perlu dipahami bahwa masih ada ambiguitas dan kesalahpahaman tentang makna gender ini terkait dengan pembebasan perempuan. Konsep gender dan perkembangannya dalam masyarakat sudah jelas. Berbicara tentang gender sepertinya tidak terlalu jauh dari feminisme, wanita. Keduanya adalah bagian dari pemahaman kesetaraag gender itu sendiri.  Berbicara tentang feminisme berarti berbicara tentang ideologi, bukan wacana. Feminisme menyatakan bahwa itu adalah gerakan pertempuran kekerasan, diskriminasi, penindasan, hegemoni, praktik dominasi ketidakadilan yang dilakukan oleh individu atau kelompok, atau bahkan oleh sistem yang dibuat oleh penguasa untuk wanita. Melihat lebih jauh lagi para kaum feminis ini melihat ada keracunan atau bahkan kekeliruan pemhaman dan pandangan masyarakat mengenai hakikat sebuah hubungan sosial yang melandasi subordinasi kepada perempuan sebagai dampak dari sebuah hubungan yang dibangun tersebut. Dalam pandangan luas, orang menilai bahwa perempuan seakan seorang makhluk yang dikenal lemah, sementara orang kenal bahwa laki-laki adalahh makhluk yang lebih kuat dari pada perempuan.

Bukan hanya itu saja pandangan orang juga menilia bahwa perempuan emosional, sedangkan laki-laki rasional. DLL. Dimana perbedaan ini merupakan sebuah kodrati yang memang tidak bisa dielak sebagai  pemberian rahmat tuhan kepada manusia. berangkat dari sanalah  isitilah gender sendiri ditemukan oleh Robert  Stoller (1968) yang memisahkan penciiran manusia kedalam pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri fisik biologis. Pemahaman gender ini lahir karena adanya sebuah konstruksi sosial pada masyarakat, yang diakibatkan oleh peran-peran sosial, sifat, serta fungsi hak dan kewajiban. Serta adanya kesempatan anatara laki-laki dan wanita ini dibentuk karena adanya ketentuan-ketentuan sosial.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa makna kata gender yang dapat diartikan sebagai  sebuah peran yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan prilaku melalui proses sosial. Atas pemahaman ini lah perlu adanya kesetaraan gender antara wanita dan pria, apa lagi  saat  ini kesetaraan gender sendiri telah menjadi sebuah startegi dalam pembangunan negeri, untuk dapat memberdayakan wanita dan juga pria yang mengeluarkan mereka dari kehidupan miskis agar dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dalam hal ini kesetaraaan gender yang didukung melalui adanya IWD memiliki manfaat sebagai  berikut. Diantaranya:

  1. Sebagai pelopor untuk mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan
  2. Menghapus segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan, termasuk pada perdagangan orang dan berbagai jenis ekploitasi lainnya
  3. Menghapus semua praktik yang membahayakan seperti pernikahan dini dan paksa, serta sunat bagi perepmuan
  4. Meningkatkan penggunaaan dan pemanfaatan teknologi di masa kini untuk meningkatkan pemberdayaan terhadap perempuan
  5. Melakukan sebuah reformasi untuk memberikan hak setara kepada pereampuan dengan pria seperti yang telah disepakati apda programme of Action of the International Conference on Population and Development and the Beijing Platform

REFERENSI

Stoller Robert J., 1968. Sex and Gender The Development of Masculinity and Feminity. London: Karnac Books.

International Women Day. https://www.internationalwomensday.com/, diakes pada 14 Agustus 2022, pukul 09.00

Abidah, N., Hidaayatullaah, H. N., Simamora, R. M., Fehabutar, D., Mutakinati, L. (2020). The impact of Covid-19 to Indonesian education and its relation to the philosophy of   “Merdeka Belajar”. Studies in Philosophy of Science and Education, 1(1), 38-39.

Butuh bantuan?
Hubungi Alenia

Available Coupon

X